NUNUKAN – Sebanyak 123 regu ikuti lomba senam kreasi daerah Yameto dan Lukiwol yang digelar oleh Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Serta Pariwisata (Disbudparpora) Kabupaten Nunukan.
Lomba yang digelar di Paras Perbatasan ini dilaksanakan selama 3 hari, mulai hari Selasa, Rabu dan Jumat, tanggal 10 -11 dan tanggal 13 Oktober 2023.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan melalui Disbudparpora menyelenggarakan Lomba Senam Kreasi Daerah Yameto dan Lukiwol, selain dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Nunukan Ke-24 Tahun 2023, juga sebagai persembahan olahraga dan budaya Rakyat Perbatasan antar Sekolah, OPD, Komunitas-komunitas dan Seluruh Masyarakat di Kabupaten Nunukan.
Kepala Bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga (Pora) Disbudparpora Kabupaten Nunukan, Marlina Puspitasari menjelaskan masyarakat cukup antusias mengikuti lomba senam kreasi daerah tersebut, hal tersebut dilihat dari jumlah peserta yang mendaftar lomba senam Yameto sebanyak 68 peserta, sedangkan peserta Lukiwol sebanyak 55.
“Untuk Yameto tingkat SD 19 dan Lukiwol 17. Tingkat SMP untuk senam Yameto 18 Lukiwol 17 , sementara untuk kategori SMA Peserta lomba Yameto 19 dan Lukiwol 14, Kategori umum Yameto 12 Lukiwol 7,”bebernya.
Menurut Marlina, kriteria penilaian ada 4 yaitu pertama Ketentuan dan Teknik Gerak dengan total nilai 35 Persen, yang terdiri dari Kesesuaian Teknik Gerak dan Tutoria; Ketepatan Gerak dengan Irama Musik; Estetika Gerak; Daya Tahan dan Power.
Kedua Kreatifitas dengan nilai 25 persen yang terdiri dari Formasi, Transisi dan Linking; Pose Awal dan Akhir.
Penilaian ketiga, Kekompakan 25 persen yang dinilai dari Keserampakan Gerak/Sinkronisasi; Kerapihan Barisan.
Dan terakhir Penampilan Umum 15 persen, yaitu Luar Kerapihan & Keseragaman Pakaian, Aksesoris, Dalam Antusiasme, Semangat, Percaya Diri, dan Konsistensi.
“Untuk tata gerak merupakan ciptaan yang telah ditetapkan oleh panitia yaitu tata gerak senam Yameto dan Lukiwol. Peserta dilarang membawakan gerakan yang terindikasi porno aksi,”tegasnya.
Marlina menyebut, para dewan Juri berasal dari Disbudparpora Kabupaten Nunukan dan IOSKI (Ikatan Olahrga Senam Kreasi Indonesia) yang memiliki rasa bertanggung jawab dan tidak berpihak pada masing-masing Regu maupun Tim yang mengikuti Kompetisi.
“Selain sebagai lomba digelarnya lomba senam ini Sekaligus juga untuk meingkatkan kebugaran dan kreatifitas sumber daya manusia (SDA),” imbuhnya. (DV*)
Discussion about this post