NUNUKAN – Perhimpunan Lintas Keagamaan Perbatasan (PELITA) Kabupaten Nunukan menggelar forum diskusi bertema “Keberagaman dalam Bingkai Kebhinekaan dan Toleransi Agama di Wilayah Perbatasan Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara”, Sabtu (27/9/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Bupati Nunukan ini menjadi ajang silaturahmi dan dialog antarumat beragama serta pemuda lintas iman di wilayah perbatasan.
Kegiatan ini diinisiasi langsung oleh PELITA sebagai bentuk kepedulian terhadap potensi masuknya paham radikal dan intoleran yang dapat memecah belah masyarakat. Dalam forum ini, seluruh elemen masyarakat diajak untuk memperkuat semangat kebhinekaan dan menjaga kerukunan di garda terdepan NKRI.
Ketua PELITA Kabupaten Nunukan, Suryadi, dalam sambutannya mengatakan bahwa keragaman agama dan budaya di wilayah perbatasan bukan hambatan, melainkan kekuatan yang harus dirawat bersama.
“Perbatasan adalah wajah terdepan Indonesia. Kalau di sini kita bisa hidup rukun dan saling menghargai, maka itu bukti nyata bahwa kebhinekaan adalah kekuatan bangsa kita,” ujar Suryadi di hadapan peserta forum.
Forum ini menghadirkan narasumber dari Kejaksaan Negeri Nunukan, Kementerian Agama, Kesbangpol Nunukan, FKUB, serta tokoh pemuda lintas agama. Diskusi berlangsung secara interaktif, membahas peran strategis pemuda dan tokoh agama dalam menangkal radikalisme serta menjaga semangat toleransi di tengah masyarakat.
Perwakilan Kementerian Agama dalam pemaparannya menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai prinsip dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di wilayah yang rentan terhadap pengaruh paham ekstrem.
“Moderasi beragama adalah benteng kita bersama dalam menghadapi ancaman intoleransi. Ini harus terus ditanamkan sejak dini, terutama kepada generasi muda,” ujar narasumber dari Kementerian Agama.
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda setempat mengajak generasi muda untuk aktif dalam merawat persatuan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah bangsa.
“Pemuda harus jadi garda terdepan dalam menjaga kerukunan. Kita tidak boleh diam jika melihat intoleransi berkembang di lingkungan sekitar,” tegasnya.
Forum ditutup dengan pernyataan komitmen bersama dari seluruh peserta. PELITA dan masyarakat perbatasan menyatakan kesiapannya untuk menjaga keberagaman dalam bingkai kebhinekaan, memperkuat toleransi, serta memastikan wilayah perbatasan tetap aman, damai, dan harmonis.(*dv)
Discussion about this post