NUNUKAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan melaporkan pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 3,55 persen pada Triwulan I tahun 2025 secara tahunan (year-on-year). Capaian ini menunjukkan perekonomian Nunukan tetap bertumbuh meski menghadapi berbagai tantangan eksternal.
Namun, secara kuartalan (quarter-to-quarter), ekonomi Nunukan justru mengalami kontraksi sebesar -3,27 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, menjelaskan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh melemahnya sektor pertambangan, penggalian, dan konstruksi di awal tahun.
“Produksi batubara dan penggalian lainnya menurun, begitu juga dengan permintaan konstruksi yang biasanya melambat saat awal tahun anggaran,” jelas Iskandar dalam konferensi pers yang juga dihadiri Ketua Tim Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Andi Dalfiah.
Meski ada perlambatan jangka pendek, ekonomi Nunukan dinilai masih tangguh. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada periode ini mencapai Rp10,34 triliun (harga berlaku) dan Rp4,66 triliun (harga konstan), dengan kontribusi sebesar 27,07 persen terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Utara.
Andi Dalfiah menilai kontraksi ekonomi yang berulang di awal tahun perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Ia menyarankan agar Pemkab Nunukan lebih fokus memperkuat sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan lintas batas yang rentan terhadap fluktuasi musiman.
Dalam rilisnya, BPS juga mendorong penguatan hilirisasi produk lokal, digitalisasi UMKM, percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi, serta penggunaan data statistik sebagai dasar kebijakan daerah. Langkah-langkah ini dinilai penting untuk menjaga momentum pertumbuhan dan menciptakan ekonomi yang lebih inklusif.
“Kami berharap strategi ini dapat membantu Nunukan menjaga stabilitas ekonomi, tidak hanya untuk saat ini, tapi juga untuk jangka panjang,” tutup Iskandar. (dv)
Discussion about this post