TARAKAN – Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 27 November 2024 di kota Tarakan dipastikan hanya ada satu pasang calon walikota dan wakil walikota yaitu Khairul dan Ibnu Saud dengan jargon “Kharisma” yang tentunya akan melawan suara kosong untuk mengisi kotak kosong.
Tapi langkah mereka tentunya tidak mulus, karena kini gerakan yang mengajak untuk memenangkan kotak kosong (KoKos) sudah ramai dikampanyekan, mulai pembentukan koalisi partai non parlemen dan relawan dengan juga telah menyebarkan spanduk dan brosur di tempat umum serta di media sosial.
Untuk koalisi partai pengusung kotak kosong (kokos) terdiri dari partai Garuda, Partai Umat, Partai Gelora Indonesia, Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Tim koalisi ini mengaku telah memiliki ratusan relawan, siap menangkan kotak kosong dengan visi misi untuk perubahan di kota tarakan.
Lukman, Ketua Tim Koalisi Partai Non Parlemen dan Kotak Kosong (Kokos) menjelaskan akan Visi dan misi kami dalam koalisi dalam partai non parlemen kotak kosong (kokos), “kami mempunyai visi yaitu. menghidupkan kembali dan memajukan demokrasi yang berpancasila di kota tarakan”,ujarnya, Senin (16/09/2024).
Misi : 1. Menangkan kotak kosong pilkada tarakan tahun 2024,
2. Menciptakan pemimpin yang berprikemanusiaan,adil,beradab serta bermartabat
3. menciptakan parlemen / dprd berposisi sebagai cerminan demokrasi
4.Menciptakan praktik demokrasi yang sehat
5. Mensejahterakan masyarakat kota Tarakan tanpa diskriminasi.
6. Matinya demokrasi parlemen Tarakan tanpa oposisi
7. Kotak kosong harga diri rakyat tanpa KKN
8. Kotak kosong bukti matinya demokrasi dan Mandulnya partai politik
9. Kotak kosong suara rakyat bukan suara partai
10. Suara rakyat suara tuhan
Lukman lebih jauh mengungkapkan, “Kalau dilihat calon tunggal yang ada bahwa gerakan kokos ini semata aspirasi masyarakat yang kami tampung, bahwa koalisi non parlemen ini kami berada di luar koalisi, dari partai koalisi dari satu calon ini, maka kami bentuk koalisi partai dengan membawahi para relawan, dengan membawa aspirasi masyarakat bawah yang kita himpun menjadi satu relawan, yang hari ini kita naungi kita payungi melalui lima partai koalisi ini”.
“Dan dalam waktu dekat tim kokos juga akan melakukan deklarasi terbuka, serta mendaftar di KPU sebagai tim pemantau dan saksi pemungutan suara pada pilkada mendatang”,tambahnya.
Diketahui gerakan memenangkan kotak kosong tersebut diinisiasi oleh Lukman dari Partai Gelora, Abdul Halim dari Partai Bulan Bintang, Abdul Jalil dari Partai Garuda, Hermawan dari PKN dan Dostian dari Partai Umat, serat lembaga sosial masyarakat (LSM).
Dostian mengatakan, munculnya istilah KoKos yang juga berarti kartun dalam bahasa keseharian di Tarakan, menjadi ikon gerakan yang yang tidak ada matinya, kemudian diinisiasi oleh beberapa partai non Parlemen, meramaikan perbincangan publik.
“Bahwa ajakan memilih kotak kosong tidak hanya datang dari pengurus partai non-parlemen dan lembaga sosial masyarakat (LSM), tetapi juga atas kesadaran warga perorangan, setelah munculnya fenomena calon tunggal”, pungkas Dostian. (*)
Discussion about this post