NUNUKAN – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani pada hari Kamis (13/6/2024), berkunjung ke Kalimantan Utara khususnya Kabupaten Nunukan di wilayah perbatasan Sebatik Indonesia – Malaysia yang menjadi salah satu agendanya.
Rombongan tiba di Bandara Udara Nunukan, sekitar pukul 13.20 Wita, disambut dengan tarian khas Suku Tidung, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid mengenakan rompi dengan ukiran Batik Lulantatibu dan Saung Khas dari Krayan kepada Benny Rhamdani.
Pada sesi wawancara kepada awak media setempat, Benny Rhamdani menyampaikan tujuan kunjungan kerja (Kunker) nya ke Kabupaten Nunukan Khususnya di Pulau Sebatik untuk melihat langsung pintu keluar yang menjadi jalur masyarakat secara ilegal yang juga tidak terlepas dari kerja-kerja sindikat yang menempatkan para pekerja Migran Ilegal.
“kita akan ke pulau sebatik karena disana ada tiga pintu keluar dimana selama ini digunakan oleh pekerja migran indonesia ke Malaysia melalui jalur Sungai, kita ingin pastikan karena Kabupaten Nunukan memiliki wilayah yang menjadi pintu keluar masyarakat secara illegal, dan tentu tidak terlepas dari kerja-kerja sindikat yang menempatkan para pekerja,” terangnya, Kamis (13/6/2024).
Benny Rhamdani, menegaskan negara berkomitmen sindikat yang menempatkan para pekerja secara ilegal merupakan musuh negara, dan kunjungan hari ini membuktikan negara hadir memberikan perlindungan kepada setiap anak bangsa agar mereka tidak menjadi korban penempatan pekerja ilegal.
‘Kita ingin pastikan negara hadir di pintu-pintu perbatasan menutup dan tidak memberi ruang sedikitpun atau celah untuk penempatan ilegal dan kita juga ingin memastikan bahwa negara tidak boleh kalah menempatkan sindikat penempatan illegal,” ujar Bapak Migran Indonesia ini.
Selain itu, rombongan BP2MI juga akan ke Tawau untuk melihat langsung dan berkomunikasi dengan para PMI yang bekerja di di Perkebunan sawit.
“apa sih permasalahan mereka?, kemudian sejauh mana kesejahteraan mereka, sejauh mana mereka mendapatkan perlakuan hormat dari perusahaan tempat mereka bekerja, dan anak-anak mereka pendidikannya seperti apa,” ucapnya.
Benny Rhamdani, menyebut PMI adalah penyumbang devisa terbesar ke 2 di Indonesia, karena itu PMI bukan lah beban negara melainkan pahlawan devisa, sehingga diberlakukan hormat, negara memberikan perlindungan dari ujung rambut sampai ujung kaki, memastikan anak-anaknya tetap sekolah, tidak ada masalah ekonomi, biaya rumah sakit bahkan jaminan bahwa mereka mendapatkan perawatan negara sesuai dengan amanat UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang perlindungan PMI.
“Saya ingin mengingatkan terus menerus pekerja Migaran ini adalah penyumbang devisa ke 2 di Indonesia, tahun 2023 BI merilis sumbangan devisa ada di angka 230 Triliun, itu penyumbang devisa terbesar setelah sektor migas, sehingga tidak boleh lagi memandang TKI yang sekarang disebut PMI dengan cara memandang mereka orang rendahan.
Kemudian juga orang-orang yang dianggap menjadi bebean negara ini keliru, mansetnya dirubah, negara ini bisa eksis dan bisa mrmiliki dana untuk berbagai pembangunan dan juga untuk berbagai srktor yang dikerjakan dan menjadi program negara tidak lepas dari sumbangan mereka sehingga diperlakukan dengan hormat,” ungkapnya.
Benny Rhamdani menuturkan, persoalan banyak oknum yang menjadi sindikat penempatan illegal, namun negara tetap konsisten terhadap anak bangsa yang tentu mereka dapat perlindungan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Peraktek penempatan ilegal ini adalah perekat penempatan yang tidak diketahui kecuali melalui kementerian lembaga kita yang membidangi bidang intelijen dan juga partisipasi masyarakat dan juga peran daerah sehingga tidak boleh pusat main sendiri jalan sendiri tetapi bagaimana pemerintah daerah berkoordinasi, sedangkan lintas negara dilakukan kemenlu.” Terangnya.
“Negara tidak hanya hadir memberikan perlindungan, memproteksi agar tidak ada anak negara yang di ekploitasi dan menjadi korban perdagangan orang pintu keluar harus ditutup rapat-rapat, tidak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah daerah tapi kolaborasi antar lembaga antara pusat dan daerah harus dikerjakan bersama-sama” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, mengatakan sangat bersyukur dan senang sekali atas kunjungan dari BP2MI.
“Kita atas nama pemerintah daerah sangat bersyukur dan senang sekai ya, beliau sampai dengan saat ini sudah beberapa kali dijadwalkan karena kesibukannya, baru sampai kesini, tujuan kedatangan rombongan ini untuk melihat secara langsung keadaan di Nunukan, seperti apa baik dari sisi pelayanan maupun nanti beberapa titik pintu yang akan kita kunjungi secara langsung, termasuk di PLBN dan di patok 3 kemudian di daerah Sei Pancang,” ucap Laura.
“Mudah-mudahan dengan melihat secara langsung disana, bisa diketahui langsung oleh BP2MI sehingga dapat menjadi referensi mengambil keputusan seperti apa untuk kedepan. Namun saya bersyukur sampai dengan saat ini sebenarnya penanganan persoalan TKI di kabupaten Nunukan ini sudah semakin membaik dari sebelum-sebelumnya, berkat koordinasi antar BP3MI itu sendiri bersama pemda dan stakeholder yang berada di Nunukan ini semua masalah bisa kita atasi termasuk PMI deportasi,” imbuhnya
Discussion about this post