NUNUKAN – Viral dan ramai Baznas Kabupaten Nunukan disebut asal comot anak, penerima santunan sosial anak yatim, Minggu (15/10/2023) lalu, pada saat, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid menyerahkan santunan sosial anak yatim secara simbolis di acara Maulid Nabi di Islamic Centre Nunukan, pihak Baznas menyapaikan kalrifikasi dan permohonan maaf.
Wakil Ketua Baznas Kabupaten Nunukan, bidang pendistribusian Sulaiman, mengakui kekeliruannya, saat itu karena anak yatim yang diundang, untuk mewakili menerima santunan sosial bagi anak yatim itu tidak hadir.
Sehingga, oleh Sulaiman berinisiatif mencarikan penggantinya yang juga anak-anak, saat itu ia sudah menanyakan kepada 3 anak lainnya namun tidak ada yang bersedia, ketika anak ke 4 yaitu Fn, dia bersedia, sehingga Fn lah yang maju ke depan untuk mewakil penerima santunan anak yatim tersebut.
“Setelah selesai, sebagai rasa senang dan terimakasih saya, karena Fn sudah bersedia membantu, saya memberikan Fn uang senilai Rp. 50.000,”ungkapnya.
mengetahui bahwa pihak keluarga Fn tidak terima, Sulaiman pun ingin melakukan klarifikasi dan meminta maaf atas kejadian tersebut.
Sebelumnya informasi media sosial disebutkan Baznas memberikan uang senilai Rp. 50.000,- dan memakaikan anak tersebut songkok untuk menerima santunan tersebut.
Belakangan keluarga yang mengetahui hal itupun tidak menerima, lantaran anak mereka yang diketahui bernama inisial Fn (7) bukanlah anak yatim. Dan diketahui Fn merupakan anak seorang ASN.
Saat dikonfirmasi kepada pihak keluarga, Nur Eka yang merupakan ibu Kandung dari anak Fn membenarkan bahwa pihak keluarga tidak terima anaknya disebut anak Yatim.
“Saat pulang dari Islamic Center, Fn menangis, katanya dia anak Yatim, hal tersebut didengarnya, saat dia menerima santunan secara simbolis, ketika disebutkan santunan anak yatim, saat Fn mendengar itu, Fn menjadi sedih dan menangis ketika kembali duduk, setelah menerima penyerahan dari Bupati, hingga pulang ke rumah masih menangis dan ketika ditanya, Fn menceritakan kejadian itu kepada kami,”terang Nur Eka.
Lanjut Nur Eka, kami sebagai orang tua yang masih hidup, tidak dapat menerima hal tersebut, dan meminta pihak Baznas melakukan klarifikasi.
“Baznas sudah ketemu kepada kami sebagai orang tua, saya ingin pihak Baznas mengklarifikasi lewat media, Karena hal ini juga menyangkut nama baik Pemda dimana yang menyerahkan adalah Bupati,”ujarnya.
Nur Eka, memastikan Pihak keluarga sudah menerima permintaan maaf dari pihak Baznas dan berharap Baznas kedepannya bisa memperbaiki kinerjanya, dan jauh-jauh hari sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, supaya tidak terjadi hal seperti ini lagi.
“Apa lagi yang menyerahkan ini adalah Bupati dan kami juga merupakan stafnya di lingkungan Pemda. Kami dari pihak keluarga sudah legowo setelah ada klarifikasi dari pihak Baznas secara terbuka”, imbunya. (DV*)
Discussion about this post