NUNUKAN — Memasuki hari keenam sejak banjir melanda wilayah Kecamatan Sembakung, kondisi di lapangan khususnya di Desa Atap masih tergolong memprihatinkan. Banyak rumah warga di RT 06 dan 07 masih terendam air, dan sejumlah fasilitas umum belum bisa difungsikan.
“Puskesmas pembantu dan sekolah dasar di Desa Atap juga masih tergenang, sehingga aktivitas pelayanan kesehatan dan kegiatan belajar mengajar belum bisa berjalan,” kata Hasanudin, Kasubid Penyelamatan BPBD Kabupaten Nunukan, Rabu (28/5/2025).
Dalam upaya penanganan darurat, tim dari BPBD Kabupaten Nunukan bersama tim dari BPBD Provinsi Kalimantan Utara terus bergerak melakukan pemantauan, pendataan, serta persiapan distribusi bantuan logistik untuk warga terdampak.
Tim dari BPBD Provinsi Kaltara sendiri telah tiba di Posko Tanggap Darurat di Desa Atap pada siang hari sekitar pukul 13.00 WITA. Mereka membawa tiga unit kendaraan pendukung serta delapan personel untuk membantu pelaksanaan penanganan bencana.
Hasanudin menambahkan, bantuan kebutuhan dasar bagi warga terdampak saat ini tengah disiapkan oleh BPBD Kabupaten dan akan mulai dikirimkan secara bertahap ke wilayah kecamatan pada Kamis, 29 Mei 2025.
“Bantuan logistik mulai besok akan diangkut dari kabupaten ke titik-titik terdampak di kecamatan. Kita terus pastikan penyalurannya tepat sasaran,” ujarnya.
Selain itu, menurut Hasan, tim posko juga melakukan penginputan data korban terdampak secara detail sesuai ketentuan Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pendataan mencakup identitas by name, nomor KK, dan NIK.
Sementara itu, pemantauan ketinggian air di Sungai Sembakung Desa Atap menunjukkan angka 4,4 meter masih di atas ambang normal 3 meter. Di Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, ketinggian air tercatat 6,9 meter.
Kondisi cuaca di Desa Atap sore ini terpantau cerah berawan, dengan suhu 25°C, kelembaban udara 98 persen, dan angin berhembus dari arah barat dengan kecepatan 2,9 km/jam.
Meski sebagian aktivitas warga masih berjalan normal, namun menurut Hasan kegiatan belajar di tiga SD di Desa Atap belum bisa dilaksanakan karena sekolah masih terendam air.
“Hingga saat ini, belum terdapat laporan adanya pengungsian warga. Posko Tanggap Darurat terus berkoordinasi aktif dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk mempercepat pendataan dan penyaluran bantuan.” Imbuhnya.(*dv)
Discussion about this post