NUNUKAN — Dunia olahraga di Kabupaten Nunukan kembali bergairah menyambut munculnya tokoh berpengalaman yang bertekad membawa perubahan.
Tito Nur Hayatno, sosok yang telah lama berkecimpung dalam dunia olahraga dan pengurus KONI, resmi mencalonkan diri sebagai Ketua KONI Kabupaten Nunukan periode 2025-2030.
Pemilihan Ketua KONI Kabupaten Nunukan untuk periode lima tahun ke depan direncanakan akan digelar antara bulan Agustus hingga September 2025. Momen ini menjadi sangat penting karena akan menentukan arah dan kemajuan olahraga di daerah selama lima tahun ke depan.
Mengusung “Semangat Pembaharuan untuk Dunia Olahraga Nunukan”. Dengan bekal pengalaman panjang sebagai Wakil Sekretaris KONI periode 2015-2020, penasehat PSHT sejak 2000, serta aktif di organisasi olahraga lainnya seperti PELTI dan IPSI, Tito merasa sangat memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi cabang-cabang olahraga di Nunukan.
“Selama ini banyak program dan potensi yang belum terwujud karena berbagai kendala. Dengan masukan dari beberapa pengurus cabang olahraga, saya merasa terpanggil untuk maju sebagai calon Ketua KONI Kabupaten Nunukan, InsyaAllah,” ujar Tito, Jumat (20/06/2025).
Visi Tito sangat jelas, yakni memasyarakatkan olahraga sekaligus menjadikan Kabupaten Nunukan sebagai kabupaten berprestasi di bidang olahraga.
“Saya ingin menjadikan olahraga sebagai bagian hidup masyarakat Nunukan, sekaligus meningkatkan prestasi atlet di semua cabang olahraga,” tuturnya.
Misi Tito pun dirancang untuk memperkuat pembinaan atlet berprestasi melalui berbagai program, seperti mengkarantina atlet untuk persiapan O2SN tingkat dasar, PORPOP, hingga PORKAB. Ia percaya pendekatan terstruktur ini akan membuka jalan sukses bagi atlet Nunukan di tingkat provinsi maupun nasional.
Menurut Tito, seorang Ketua KONI harus memiliki loyalitas tinggi dan kemampuan bekerja sama dengan semua pengurus cabang olahraga tanpa terkecuali.
“Tidak hanya itu, kerja sama yang baik dengan instansi terkait seperti Dinas Pemuda dan Olahraga juga sangat penting agar program berjalan lancar dan menyentuh semua elemen,” jelasnya.
Tito menyoroti beberapa hal yang selama ini menjadi kendala di KONI Nunukan, seperti kurangnya komunikasi antar pengurus cabang olahraga, keterbukaan anggaran pembinaan, hingga fasilitas bagi atlet berprestasi.
“Saya ingin membuka ruang komunikasi yang lebih baik dan transparan agar semua pengurus merasa terlibat dan atlet mendapat dukungan maksimal,” pungkas Tito. (*dv)
Discussion about this post