NUNUKAN — Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Nunukan berlangsung meriah dan penuh semangat pembinaan, bertempat di lantai lima Kantor Bupati Nunukan, Minggu (17/8/2025), acara ini diawali dengan penampilan tarian Wonderful Indonesia yang dibawakan secara apik oleh warga binaan Lapas Nunukan.
Tidak hanya menampilkan tarian, para warga binaan juga menggelar fashion show dengan mengenakan busana batik khas hasil karya mereka sendiri, yang diberi nama Lanuka Lulantatibu, Batik ini merupakan hasil pembinaan di dalam lapas, dan menjadi simbol bahwa kreativitas dan harapan tetap hidup meski berada di balik tembok penjara.
Acara puncak ditandai dengan penyerahan remisi secara simbolis oleh Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, S.E., kepada perwakilan warga binaan, penyerahan remisi ini turut disaksikan jajaran Forkopimda dan sejumlah pimpinan instansi vertikal di Kabupaten Nunukan.
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan pesan dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI yang menekankan bahwa kemerdekaan adalah hak seluruh rakyat Indonesia, termasuk warga binaan pemasyarakatan.
Pemerintah memberikan penghargaan berupa pengurangan masa pidana bagi mereka yang telah memenuhi syarat, bersikap baik, dan aktif dalam program pembinaan.
“Remisi adalah bentuk penghargaan atas perubahan sikap dan semangat memperbaiki diri. Jadikan momen ini sebagai motivasi untuk terus berbuat baik dan bersiap kembali ke tengah masyarakat,” ucap Bupati.
Kepala Lapas Nunukan, Puang Dirham, dalam laporannya menyebutkan bahwa tahun ini sebanyak 1.039 orang warga binaan menerima Remisi Umum I, sementara itu, 12 orang langsung bebas setelah mendapat Remisi Umum II.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam rangka HUT RI ke-80, pihaknya mengusulkan pemberian Remisi Dasawarsa 2025 bagi narapidana yang telah memenuhi syarat sesuai ketentuan perundang-undangan.
Usai penyerahan remisi, para tamu undangan diajak mengunjungi pameran hasil karya warga binaan.
Dalam pameran ini, berbagai produk ditampilkan, mulai dari souvenir dan hiasan dinding dari kayu, kursi dan meja dari ban bekas, hingga paving block yang dibuat dari limbah plastik. Tak hanya kerajinan tangan, produk pertanian hasil budidaya warga binaan seperti kangkung, sawi, seledri, tomat, cabai, dan terong juga ikut dipamerkan.
Bupati Nunukan tampak antusias mengunjungi setiap stand dan memberikan apresiasi tinggi atas hasil karya warga binaan, Ia mengaku bangga melihat semangat dan keterampilan yang ditunjukkan, bahkan secara langsung membeli beberapa kerajinan tangan sebagai bentuk dukungan.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras warga binaan dan petugas lapas yang telah membina mereka dengan baik. Ini bukti bahwa lapas bukan sekadar tempat menjalani hukuman, tapi juga tempat memperbaiki diri dan berkarya,” tutup Bupati.(dv)
Discussion about this post