Nunukan – Ratusan mahasiswa dan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) di Kabupaten Nunukan menggelar aksi damai dan deklarasi penolakan terhadap keberadaan organisasi Gerakan Indonesia Bersatu (GRIB Jaya) di Kalimantan Utara, Senin (19/5/2025). Aksi ini berlangsung sejak pukul 10.00 hingga 13.00 WITA, dimulai dari Kampus Politeknik Negeri Nunukan (PNN) dan berakhir di Pelataran Tugu Dwikora, Alun-Alun Kota Nunukan.
Kegiatan ini diikuti sekitar 400 peserta, terdiri dari elemen mahasiswa, ormas, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Sejumlah tokoh turut hadir, di antaranya Direktur PNN Arkaz Widi, Koordinator Lapangan Basran (Dosen PNN), Ketua BEM PNN Aridha Ramadhani Anwar, Ketua Pakuwaja Nunukan H. Adi Purnomo, Ketua LPADKT Ryan Antoni, Ketua PC Pagar Nusa Muhammad Aris, dan sejumlah perwakilan etnis lokal seperti Tidung, Dayak Tenggalan, dan Timor.
Dalam aksinya, massa membawa berbagai alat seperti pamflet, spanduk, dan pengeras suara. Pengamanan dilakukan oleh 90 personel Polres Nunukan di bawah pimpinan Kabag Ops AKP Angresti Budi Reswanto.
Setelah berkumpul dan menerima pengarahan di Aula Kampus PNN, massa bergerak menuju Alun-Alun Kota Nunukan menggunakan kendaraan roda dua dan empat dengan pengawalan ketat Satlantas Polres. Sesampainya di lokasi, para perwakilan menyampaikan orasi dan membacakan deklarasi penolakan terhadap GRIB Jaya.
Isi Pernyataan Sikap
Dalam deklarasinya, Aliansi Mahasiswa dan Ormas Se-Kabupaten Nunukan menyampaikan beberapa alasan utama penolakan terhadap GRIB Jaya:
- Potensi Konflik Sosial: Kehadiran GRIB Jaya dinilai dapat memicu gesekan antarwarga dan mengganggu keharmonisan sosial yang telah terbangun di Nunukan.
- Tidak Sejalan dengan Nilai Lokal: Nilai-nilai adat dan budaya lokal Kalimantan dinilai tidak sejalan dengan karakter GRIB, yang dianggap tidak memahami kearifan lokal.
- Menjaga Stabilitas Daerah: Kalimantan Utara sedang dalam masa pembangunan penting, termasuk dalam rangka pemindahan ibu kota negara, sehingga stabilitas daerah menjadi hal krusial.
- Kekhawatiran terhadap Aktivitas yang Tidak Membangun: Rekam jejak GRIB di beberapa daerah dinilai negatif dan dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Aliansi tersebut juga menyerukan kepada aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk tidak memberikan ruang bagi GRIB di Kalimantan Utara. Mereka menegaskan bahwa aksi ini bukan bentuk intoleransi, melainkan upaya menjaga kedamaian, nilai-nilai luhur, dan martabat Kalimantan.
Kegiatan ditutup dengan menyanyikan lagu kebangsaan Satu Nusa Satu Bangsa sebagai simbol persatuan dan kecintaan terhadap tanah air.(*dv)
Discussion about this post