Balikpapan – Satresnarkoba Polresta Balikpapan kembali mengungkap kasus peredaran narkotika jenis sabu yang terjadi di salah satu kawasan hunian vertikal. Kali ini, penggerebekan dilakukan di sebuah unit di Apartemen Green Valley, Jalan Guntur Damai, Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan Tengah, pada Kamis (5/6/2025).
Dalam operasi tersebut, polisi berhasil mengamankan pria berinisial SE (39), yang diketahui merupakan residivis kasus narkoba. Penangkapan ini bermula dari laporan masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas tidak wajar di unit apartemen lantai tiga blok B17. Petugas yang menerima informasi langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelaku di lokasi.
Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Anton Firmanto, menjelaskan dalam konferensi pers bahwa saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan 19 paket kristal bening diduga sabu dengan berat keseluruhan mencapai 281 gram. Selain barang bukti tersebut, polisi juga mengamankan sebuah ponsel yang digunakan tersangka untuk menjalankan aktivitas terlarangnya.
“Unit apartemen itu disewa tersangka selama sekitar 10 hari. Berdasarkan pengakuannya, tempat tersebut dijadikan lokasi penyimpanan dan transaksi narkoba. Barang haram tersebut dikirim oleh rekannya dari Samarinda,” ujar Kombes Pol Anton Firmanto.
Dalam pengakuannya, SE mengungkap bahwa ia telah membayar uang muka sebesar Rp35 juta kepada pemasok yang berada di Samarinda. Kesepakatannya, setelah sabu terjual sebanyak 50 gram, ia diwajibkan melunasi pembayaran dengan menyerahkan uang tunai sejumlah Rp35 juta kepada bandar.
SE sendiri baru bebas dari lembaga pemasyarakatan pada September 2024 lalu setelah menjalani hukuman atas kasus narkotika. Kini, ia kembali ditangkap atas pelanggaran yang sama dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
Akibat ulahnya, SE dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) dan/atau Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ia terancam hukuman penjara minimal lima tahun hingga maksimal seumur hidup.
Humas Polda Kaltim
Discussion about this post