Tarakan – Sejumlah elemen mahasiswa dan aktivis di Kalimantan Utara menggelar aksi serentak di Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan di Kabupaten Bulungan/ Tanjung Selor pada Kamis sore (17/07/2025). Dalam aksi ini mereka menuntut pencopotan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara), Irjen Pol Hary Sudwijanto.
Ya, mereka menuntut pencopotan Kapolda Kaltara dipicu beberapa kasus yang dilakukan oknum internal kepolisian Polda Kaltara dalam beberapa bulan terakhir ini, khususnya dalam hal penyalahgunaan narkotika yang melibatkan oknum Kasat Resnarkoba Polres Nunukan pekan lalu
Di Tarakan, aksi berawal di ditengah jalan simpang empat lampu merah depan Tarakan Mall sempat menyebabkan kemacetan lalu lintas.Lalu massa melakukan long march ke Mako Polres Tarakan dengan membawa poster dan spanduk bertuliskan seruan mundur untuk Kapolda Kaltara dan pengungkapan barang bukti sabu yang ditukar. Di depan polres Tarakan Massa pun melakukan pembakaran ban.
Kepada awak media Koordinator Lapangan LBH Hantam, Dicky Nur Alam, menyatakan aksi ini sebagai respons atas buruknya kepemimpinan Kapolda sejak menjabat pada 2024.
“Banyak keburukan di institusi Polda Kaltara karena lemahnya pengawasan internal terhadap personel,” ujar Dicky.
Alam aksi ini menghasilkan sejumlah tuntutan, yaitu pencopotan Irjen Pol Hary Sudwijanto, evaluasi pengawasan internal, pembentukan tim investigasi independen, penyelesaian jaringan narkotika di lingkungan Polda Kaltara, serta dorongan partisipasi kritis media dan masyarakat sipil.
Tuntutan tersebut dituangkan dalam petisi yang akan dikirimkan kepada Presiden, Kapolri, Kompolnas, Komnas HAM, dan DPR RI Komisi III. Dicky menjelaskan bahwa petisi telah diserahkan kepada Kapolres Tarakan sebagai perpanjangan tangan Kapolda serta anggota DPRD setempat untuk diteruskan ke DPR RI.
Sementara pada aksi massa di Kabupaten Bulungan/ Tanjung Selor tepatnya depan jalan pintu masuk mako Polda Kaltara dikabarkan 3 orang mahasiswa mengalami luka bakar berat dan 2 orang luka bakar ringan.
Para mahasiswa yang mengalami luka bakar berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penangan medis.
Beberapa video beredar di media sosial bagaimana mahasiswa yang terkena percikan api dari ban yang dibakar, mereka berusaha ditolong oleh rekan-rekanya. Belum ada informasi dan klarifikasi resmi atas insiden tersebut.
Di Nunukan sendiri aksi massa yang digelar di jalan depan mako Polres Nunukan berjalan damai, dalam aksinya massa menyinggung keterlibatan oknum Polres Nunukan dalam keterlibatan penyalahgunaan narkoba, terlebih tersandung adalah seorang Kasat Res Narkoba menjadi salah satu yang kini ditangkap tim Mabes Polri.
Massa juga menyampaikan 5 tuntutan, salah satunya evaluasi kinerja Kapolres Nunukan bila terbukti lalai dalam pengawasan dan mendesak Propam dan devisi Hukum Polri dalam mengawall kasus ini secara transparan dan tidak membiarkan adanya intervensi atau upaya perlindungan terhadap oknum.
Disela menghadapi aksi massa, Kapolres Tarakan, AKBP Erwin S. Manik, memberikan respon dan menyatakan menghormati hak penyampaian pendapat publik serta menerima petisi yang diserahkan ke Polres Tarakan serta DPRD Kota Tarakan.
“Petisi ini menjadi koreksi dan saran untuk lebih berhati-hati serta profesional dalam melayani masyarakat,” ujarnya, Kamis (18/07/2025).
Terkait tuntutan pemberantasan narkoba, AKBP Erwin menegaskan komitmen Polres Tarakan untuk terus mencegah keterlibatan personel dalam peredaran narkotika dan siap melakukan tes urine kepada seluruh personilnya.
“Aturan kepolisian dan Undang-Undang Narkotika tegas, personel yang terlibat bisa dipecat, dan siap melaksanakan pemeriksaan urine secara acak mulai Jumat (18/07)”, tegasnya. (**)
Discussion about this post